Rabu, 27 April 2011

GP ANSOR BENTUK DENSUS 99 AT


SURABAYA -- Penolakan terhadap rencana sejumlah pihak yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam terus menguat. Kali ini datang dari GP Ansor, organisasi pemuda terbesar di Indonesia.

Ketua Dewan Pembina PP GP Ansor Saifullah Yusuf mengatakan, Ansor lahir untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berkesejahteraan atau daarul salam. "Bukan menjadikan sebagai daarul Islam, negara Islam," kata pria yang juga Wagub Jatim tersebut dalam acara Harlah Ke-77 GP Ansor di Kantor PW NU Jatim kemarin (24/4).

Acara itu dihadiri para pengurus PP GP Ansor, termasuk ketua umumnya, Nusron Wahid. Hadir pula pengurus PW GP Ansor Jatim, PC GP Ansor se-Jatim, dan undangan lain, seperti sutradara film "?" Hanung Bramantyo. Hanung juga mengajak pemeran Soleh dalam fim "?", anggota Banser yang tewas saat menyelamatkan jemaat gereja di Mojokerto dari ancaman bom.

Saifullah mengungkapkan, sekarang muncul banyak ideologi Islam impor yang menyusup di kalangan pemuda. "Paling hangat adalah NII (Negara Islam Indonesia). Kami tegaskan, ide tersebut sudah ketinggalan zaman. Itu adalah wacana yang setback (mundur, Red)," tuturnya.

Apalagi ideologi impor itu juga terang-terangan menyalahkan para ulama dan paham Islam Indonesia yang telah menyatu secara kultural di Indonesia. "Jawaban kami tegas. Ansor akan mengawal daarul salam ini," imbuh pria yang juga menjabat sebagai salah seorang ketua di PB NU tersebut.

Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid mengungkapkan komitmen Ansor dalam melawan kemiskinan. "Berdasar data yang ada, 60 persen kemiskinan terjadi di Pulau Jawa. Dari jumlah itu, 68 persen di antaranya terjadi di pedesaan," ungkapnya.

Mantan ketua umum PB PMII itu meminta kader-kadernya untuk lebih aktif menjadi pionir di daerahnya. "Artinya, dengan kelebihan akses yang dimilikinya, saya telah menginstruksi kader Ansor di wilayah agar berperan aktif menjadi akselerator pembangunan di daerah," tegasnya.

Harlah GP Ansor tahun ini disebar ke berbagai daerah. Selain acara seremonial, diadakan pesta musik rakyat. Beberapa artis dan musisi papan atas Indonesia dihadirkan. Di antaranya, Ahmad Dhani, Mulan Jameela, dan Iwan Fals. Di Jatim, pentas musik tersebut dilangsungkan di Pasuruan, Banyuwangi, dan Tulungagung.

Sementara itu, saat berziarah ke makam dan kediaman almarhum Riyanto di Lingkungan Gang Sabuk Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, kemarin (24/4), Nusron menegaskan bahwa pihaknya berinisiatif mendirikan Densus 99 untuk membantu pemerintah melawan terorisme. Riyanto adalah anggota Banser yang meninggal dunia akibat ledakan bom malam misa di Gereja Eben Haezer, Jl Kartini, Kota Mojokerto, pada 2000.

Anggota Densus 99, kata Nusron, meliputi GP Ansor dan Banser mulai tingkat pusat hingga daerah. "Kalau negara sudah menyerukan melawan teroris, perang terbuka, Ansor dan Banser diwajibkan membantu negara," jelasnya.

Nama Densus 99 diambil dari makna asmaul husna pada kitab suci Alquran yang jumlahnya mencapai 99 kata. "Konkretnya, Ansor membentuk Densus 99 yang tugasnya melawan dan menangkap teroris latihan di semua daerah," imbuhnya.

Nusron menjelaskan, pembentukan Densus 99 itu tidak berarti GP Ansor sebagai organisasi masyarakat (ormas) ingin mendirikan petugas keamanan sendiri. Namun, Densus 99 lebih berperan membantu pemerintah dan berada di belakang negara dengan tujuan yang sama. Yakni, menjaga keamanan dan keutuhan NKRI.

"Tugasnya, melawan dan menangkap teroris latihan. GP Ansor di setiap ranting diminta apel untuk ikut menjaga kemanan dan mengawasi. Begitu ada indikasi orang aneh-aneh (teroris), usir, tangkap, dan laporkan polisi," tambahnya. (ano/jpnn/c7/nw)

Selasa, 26 April 2011

REFLEKSI HARLAH GP ANSOR KE-77

GP Ansor Tempo Doeloe

Bolehkah ada secercah cahaya kegembiraan bagi kader Ansor di seluruh Nusantara untuk mensyukuri kelahiran yang ke-77 Ansor. Tentu pertanyaan di atas harus menjadi prolog, ketika saat-saat milad GP Ansor, memori kebangsaan terkoyak oleh bom bunuh diri di masjid Mapolresta Cirebon (15/4/2011), disusul bentrokan antara warga dengan TNI di Kebumen akibat sengketa tanah. Tidak jauh sebelumnya, tragedi perusakan masjid Ahmadiyah di Cikeusik dan penyerbuan gereja di Temanggung menusuk cita kebangsaan yang dirajut berabad-abad oleh ulama-ulama yang memilih aliran ahlussunnah wal jama’ah; ulama NU, nenek moyang dan para guru kader-kader Ansor di tanah air.
Secara de facto, Ansor lahir jauh terlebih dahulu daripada NKRI, bahkan lebih tua daripada NU. Choirul Anam (1990) menarasikan historisitas Ansor sejak dari Syubhanul Wathan (Pemuda Tanah Air), Da’watus Syubhan (Panggilan Pemuda), Persatuan Pemuda Nahdlatul Oelama (PPNO), sampai lahirnya Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO). Walaupun secara de jure, Ansor dilahirkan oleh “bapak kandungnya” NU dalam muktamar IX di Banyuwangi 24 April 1934 dengan nama ANO, dan dilahirkan kembali pada acara reuni pemuda bekas ANO di kantor PB ANO Jl Bubutan Surabaya pada tanggal 14 Desember 1949, yang dideklarasikan dengan nama baru; Gerakan Pemuda Ansor.
Seluruh embrio gerakan Ansor dan jam’iyyah NU, lahir pada fase pergerakan nasional yang diawali dengan politik etis pemerintahan kolonialisme Belanda. Boedi Oetomo (1908) didirikan di Surabaya,dianggap sebagai peletak dasar kebangkitan nasional. Di Surabaya pula KH Wahab Hasbullah-guru besar Ansor yang mengilhami dipilihnya nama “Ansor”-menggerakkan santri berorganisasi, memberi warna unik di tengah tumbuhnya berbagai organisasi kepemudaan yang masih bersifat primordial.
Bahkan Boedi Oetomo yang mengusung cita-cita bangsa bermartabat, tetap masih menjadi organisasi elite; kaum priyayi Jawa yang terdidik. Muncul pula Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, dan semua “jong-jong” yang masih bervisi etnosentris-primordialis. Tetapi, nama Syubhanul Wathan dan Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air), dengan sendirinya telah menunjukkan cita-cita kebangsaan dan cinta tanah air-nya. Ansor lahir memberikan ruh kebangsaan pada jasad NKRI yang terus berdinamika menjawab problematika global.
Maka, ada tiga roh yang membangkitkan agenda kaderisasi Ansor di masa yang akan datang:
Pertama, dengan mengambil spirit Nahdlatul Wathan, pendidikan dan pengkaderan Ansor selalu berorientasi pada pendidikan kebangsaan yang nasionalis, dengan berpijak pada nilai-nilai ahl al-sunnah wa al-jamâ’ah. Atau dalam bahasa NU, nilai-nilai itu menjadi prinsip tawasssuth dan i’tidal (tengah-tengah), tasammuh (toleran), tawazzun (keseimbangan), dan amar ma’ruf nahi munkar. Demikian pula, dalam setiap pengkaderan, nilai-nilai moderatisme tersebut ditanamkan dalam memperkokoh ke-Ansor-an, ke-NU-an dan ke-Indonesia-an. Menjadi Ansor seratus persen, sekaligus menjadi pemuda Indonesia seratus persen. Ansor harus tampil di garda depan ketika gerakan-gerakan Islam trans-nasional menyerang nilai-nilai nasionalisme yang tertanam dalam tradisi-tradisi umat Islam, dengan modus tabdi’ (pembid’ahan) dan takfir (pengkafiran).
Kedua, dengan spirit Tashwirul Afkar, Ansor terus bergerak dinamis melahirkan kader-kader pemikir, akademisi, intelektual yang akan menjadi modal pembangunan bangsa di tengah pertarungan teknologi global yang modern dan lintas teritorial, juga lintas ruang dan waktu. Indonesia sangat membutuhkan para cendekiawan, saintis, juga ilmuwan yang brilian tetapi juga menghargai indegenous wisdom. Bisa dibayangkan, bagaimana nasib bangsa ini jika saintis muda, ilmuwan muda, cerdas melangit tetapi tidak hormat pada perjuangan dan jasa para ulama dan pahlawan pendahulu, melawan tradisi, dan berorientasi pada fundamentalisme beragama.
Ketiga, dengan roh Nahdlatul Tujjar, Ansor harus mengawal agenda kebangkitan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Orientasi ekonomi yang liberal-kapitalistik yang selama ini dijadikan kiblat para penyelenggara negara, harus segera dihentikan, karena bertentangan dengan cita-cita NU dan para founding fathers NKRI. Ansor adalah elemen terpenting dalam memikirkan kedaulatan pangan, krisis energi, dan juga nasib buruh baik dalam dan luar negeri yang terus terdzalimi. q – k. (2808-2011).

*) Gugun El Guyanie, Ketua Departemen Agama dan Ideologi PW GP Ansor DIY, juga Staf peneliti Pusat Kajian Konstitusi (PKK) Fakultas Hukum UGM.

KEUTAMAAN SHOLAWAT NARIYAH



KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT NARIYAH
SHOLAWAT Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam Syekh Nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’ (mengikuti) ajaran syekh.
Membaca shalawat nariyah adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, di samping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “thibbil qulub”, ada shalawat “tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cinta kepada Rasulullah SAW sekaligus beribadah.
Salah satu hadits yang sangat populer yang membuat rajin kita membaca shalawat ialah bahwa Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.
Salah satu shalawat yang sangat populer ialah “shalawat badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan bisa melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara di mana dan kapan saja shalawat badar selalu dilantunkan bersama-sama.
Nah shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.
Berikut ini adalah bacaan shalawat nariyah:

Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”
“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia… Dan hadits Rasulullah yang mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror.
Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal¬amal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al-Qadhi, dalam babShalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma’ az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).(*)

Minggu, 17 April 2011

RAPAT ANGGOTA GP ANSOR RANTING TUNGGUL




MI MALIHATUL HIKAM TUNGGUL, 25 MARET 2011

Minggu, 10 April 2011

"TANDA TANYA" DARI BANSER NU



Film ? atau Tanda Tanya memang terinspirasi oleh kisah nyata yang menimpa Riyanto, anggota Banser di Mojokerto. Tetapi karya sutradara Hanung Bramantyo ini sesungguhnya bukan film tentang Banser-Ansor, tetapi lebih pada potret keberagaman.

Film tanda tanya mengisahkan tentang konflik keluarga dan pertemanan di sebuah areal dekat Pasar Baru, di mana terdapat masjid, kelenteng, dan gereja.

Fokus cerita dipusatkan pada tiga keluarga dengan latar belakang berbeda, Tat Kat Sun yang mempunyai restoran, Rika yang janda dan berpindah agama, serta Soleh sebagai pemuda pengangguran yang ingin berarti bagi istri dan anaknya, hingga akhirnya menjadi anggota Banser.

Ironisnya, sejumlah ujaran justru tidak tepat, bahkan sangat mungkin menimbulkan salah tafsir soal Banser.

Misalnya, Banser dianggap sebagai pekerjaan, padahal merupakan sebuah pengabdian tulus anak muda NU kepada masyarakat.

“Alhamamdulillah… saya sudah dapat kerja.” Sang istri tanya, “Kerja apa?”, ?“Jadi Banser….”

Selain itu, digambarkan memiliperilaku tokoh Soleh yang emosional, provokator dan ngamukan, serta berkelahi. Padahal, menjadi anggota Banser sesungguhnya melalui sejumlah tahapan ditlatsar, seorang banser juga harus disiplin pada sejumlah ketentuan organisasi, termasuk tidak boleh melakukan kekerasan.

Hanung juga telah memelintir kejadian nyata yang dialami Riyanto dalam proses penyelamatan gereja dari bom. Riyanto tewas bersama ledakan bom karena tak memiliki cukup banyak waktu ketika dirinya membawa lari keluar bom itu menjauh dari dalam gereja Eben Heizer di Mojokerto pada malam Natal 2000.

Sedangkan Soleh justru terkesan mati konyol. Soleh digambarkan tewas terkena ledakan bos setelah salah menarik kabel pemicu bom, setelah benda peledak itu didekap dan dibawa lari keluar dari dalam gereja.

Tak Heran, meski, gagasan keberagaman secara umum mendapat apresiasi, gambaran khusus tentang Banser mengundang kritik dan pernyataan kecewa meluncur dari jajaran pengurus Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, yang diundang nonton bareng sebelum film tersebut dirilis ke publik.

Bila asumsi bahwa suatu film dinilai berhasil manakala karya tersebut berhasil menarik emosi pemirsanya, maka ujaran-ujaran, karakter, dan sikap menjadi salah satu teknik kunci yang dipakai oleh sang sutradara.

Sabtu, 02 April 2011

DERAP JUANG PEMUDA ANSOR


Dalam rangka memperingati Harlah GP. Ansor NU ke-77, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor NU Kecamatan Paciran akan mennyelenggarakan "Derap Juang Pemuda Ansor" besok pada tanggal 24 April 2011 jam 18.00 WIB s.d. selesai dengan rute Tunggul - Paciran.

Pengikut